Pentingnya Shalat dan Keutamaan – Keutamaannya

 Shalat merupakan salah satu rukun Islam. Shalat merupakan rukun yang terpenting setelah dua kalimat syahadat sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
 بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ وَالْحَجِّ وَصَوْمِ رَمَضَانَ
"Islam dibangun di atas lima hal: Syahadat Laa ilaaha illa Allah dan (syahadat) Muhammad Rasulullah, menegakkan shalat, membayar zakat, hajji, dan puasa Ramadhan”. (HR. Bukhari dan Muslim).
Shalat merupakan kewajiban yang paling penting setelah iman sebagaimana yang difirmankan oleh Allah dalam mensifati orang – orang yang muttaqin:
الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ
(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat (QS. Al-Baqarah [2]: 3).
Kemudian ayat yang mulia tersebut berulang kembali dalam bentuk perintah untuk mendirikan shalat:
وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَارْكَعُوا مَعَ الرَّاكِعِينَ
Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku'. (QS. Al-Baqarah [2]: 43).
Shalat juga merupakan wasilah untuk memohon pertolongan kepada Allah subhanahu wa ta'ala dari berbagai macam kesulitan dan kesempitan hidup. Allah berfirman:
وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu' (QS. Al-Baqarah [2]:45).
Sholat merupakan ibadah yang paling afdhal dalam Islam sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abdullah radhiyallahu 'anhu:
سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَيُّ الْعَمَلِ أَفْضَلُ؟ قَالَ: «الصَّلَاةُ فِي أَوَّلِ وَقْتِهَا»
Aku (Abdullah ibnu Mas'ud) bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: amal apakah yang paling afdhal? Beliau menjawab: shalat pada awal waktunya. (HR. Ibnu Khuzaimah, beliau menshahihkannya).
Apabila seorang muslim menunaikan shalat – shalat wajib dengan benar dan shahih maka shalat – shalat yang ia tunaikan tersebut akan menjadi kafarah (penebus) dosa – dosa yang ia lakukan di antara dua shalat wajib yang ia tunaikan. Hal ini sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alahi wasallam bersabda:
« أَرَأَيْتُمْ لَوْ أَنَّ نَهْرًا بِبَابِ أَحَدِكُمْ يَغْتَسِلُ مِنْهُ كُلَّ يَوْمٍ خَمْسَ مَرَّاتٍ هَلْ يَبْقَى مِنْ دَرَنِهِ شَىْءٌ ». قَالُوا لاَ يَبْقَى مِنْ دَرَنِهِ شَىْءٌ. قَالَ « فَذَلِكَ مَثَلُ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ يَمْحُو اللَّهُ بِهِنَّ الْخَطَايَا ».
"Apa pendapat kalian, jikalau ada sungai di depan pintu salah seorang dari kalian, dia mandi darinya setiap hari sebanyak lima kali, apakah masih tersisa dari kotorannya sedikitpun?", para shahabat menjawab: "Tidak tersisa sedikitpun dari kotorannya". Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Demikianlah perumpamaan shalat lima waktu, Allah menghapus dengannya kesalahan-kesalahan". (HR. Bukhari dan Muslim).
Demikian juga sebagaimana yang diriwayatkan oleh Usman bin 'Affan radhiyallahu 'anhu bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«مَنْ أَتَمَّ الْوُضُوءَ كَمَا أَمَرَهُ اللهُ تَعَالَى، فَالصَّلَوَاتُ الْمَكْتُوبَاتُ كَفَّارَاتٌ لِمَا بَيْنَهُنَّ»
Barangsiapa yang menyempurnakan wudhu' sebagaimana Allah ta'ala perintahkan kepadanya, (kemudian ia mengerjakan shalat fardhu) maka shalat – shalat fardhu adalah kafarat bagi apa – apa yang ada di antara shalat – shalat tersebut. (HR. Muslim).
Shalat merupakan ibadah yang paling mendasar bagi manusia dan juga para nabi. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman tentang Ismail alaihissalam:
وَكَانَ يَأْمُرُ أَهْلَهُ بِالصَّلَاةِ وَالزَّكَاةِ وَكَانَ عِندَ رَبِّهِ مَرْضِيًّا
Dan ia menyuruh keluarganya untuk shalat dan menunaikan zakat, dan ia adalah seorang yang diridhai di sisi Tuhannya. (QS. Maryam [19]: 55).
Allah ta'ala juga berfirman atas lisannya Nabi Isa alaihissalam:
وَأَوْصَانِي بِالصَّلَاةِ وَالزَّكَاةِ مَا دُمْتُ حَيًّا
dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup (QS. Maryam [19]:31).
Demikian juga Allah subhanahu wa ta'ala memerintahkan kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam perintah shalat lima waktu sehari semalam pada saat mi'raj beliau bertemu Allah subhanahu wa ta'ala sebagaimana yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu:
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " فَفَرَضَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَى أُمَّتِي خَمْسِينَ صَلاَةً، فَرَجَعْتُ بِذَلِكَ، حَتَّى مَرَرْتُ عَلَى مُوسَى، فَقَالَ: مَا فَرَضَ اللَّهُ لَكَ عَلَى أُمَّتِكَ؟ قُلْتُ: فَرَضَ خَمْسِينَ صَلاَةً، قَالَ: فَارْجِعْ إِلَى رَبِّكَ، فَإِنَّ أُمَّتَكَ لاَ تُطِيقُ ذَلِكَ، فَرَاجَعْتُ، فَوَضَعَ شَطْرَهَا، فَرَجَعْتُ إِلَى مُوسَى، قُلْتُ: وَضَعَ شَطْرَهَا، فَقَالَ: رَاجِعْ رَبَّكَ، فَإِنَّ أُمَّتَكَ لاَ تُطِيقُ، فَرَاجَعْتُ فَوَضَعَ شَطْرَهَا، فَرَجَعْتُ إِلَيْهِ، فَقَالَ: ارْجِعْ إِلَى رَبِّكَ، فَإِنَّ أُمَّتَكَ لاَ تُطِيقُ ذَلِكَ، فَرَاجَعْتُهُ، فَقَالَ: هِيَ خَمْسٌ، وَهِيَ خَمْسُونَ، لاَ يُبَدَّلُ القَوْلُ لَدَيَّ، فَرَجَعْتُ إِلَى مُوسَى، فَقَالَ: رَاجِعْ رَبَّكَ، فَقُلْتُ: اسْتَحْيَيْتُ مِنْ رَبِّي، ثُمَّ انْطَلَقَ بِي، حَتَّى انْتَهَى بِي إِلَى سِدْرَةِ المُنْتَهَى
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Allah Azza wa Jalla lalu mewajibkan atas umatku lima puluh shalat (dalam sehari semalam). Aku lalu kembali dengan membawa kewajiban itu hingga kulewati Musa, kemudian ia (Musa) berkata kepadaku, 'Apa yang diwajibkan Allah atas umatmu?' Aku menjawab, 'Dia mewajibkan lima puluh kali shalat (dalam sehari semalam).' Musa berkata, 'Kembalilah kepada Tuhanmu karena umatmu tidak kuat atas yang demikian itu.' Allah lalu memberi dispensasi (keringanan) kepadaku (dalam satu riwayat: Maka aku kembali dan mengajukan usulan kepada Tuhanku), lalu Tuhan membebaskan separonya. 'Aku lalu kembali kepada Musa dan aku katakan, 'Tuhan telah membebaskan separonya.' Musa berkata, 'Kembalilah kepada Tuhanmu karena sesungguhnya umatmu tidak kuat atas yang demikian itu. 'Aku kembali kepada Tuhanku lagi, lalu Dia membebaskan separonya lagi. Aku lalu kembali kepada Musa, kemudian ia berkata, 'Kembalilah kepada Tuhanmu karena umatmu tidak kuat atas yang demikian itu.' Aku kembali kepada Tuhan, kemudian Dia berfirman, 'Shalat itu lima (waktu) dan lima itu (nilainya) sama dengan lima puluh (kali), tidak ada firman yang diganti di hadapan Ku.' Aku lalu kembali kepada Musa, lalu ia berkata, 'Kembalilah kepada Tuhanmu.' Aku jawab, '(Sungguh) aku malu kepada Tuhanku.' Jibril lalu pergi bersamaku sampai ke Sidratul Muntaha. (HR. Bukhari dan Muslim).

Demikianlah pentingnya dan keutamaan shalat bagi seorang muslim, sesungguhnya ia termasuk dalam perkara yang sangat penting bagi seorang hamba Allah yang beriman. Shalat sangat penting karena shalat adalah salah satu bukti bahwa seseorang itu benar – benar beriman dan ta'at kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Semoga kita diberi kekuatan dan dimudahkan oleh Allah subhanahu wata'ala untuk senantiasa dapat mendirikan shalat tepat waktu dalam setiap kondisi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar