Sunnah – Sunnah yang Berkaitan Dengan Shalat Id


1.       Disunnahkan untuk makan sebelum shalat idul fitri dan tidak makan terlebih dahulu sebelum shalat Idul adha.

Dari Buraidah radhiyallahu ‘anhu beliau berkata:

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَخْرُجُ يَوْمَ الْفِطْرِ حَتَّى يَطْعَمَ وَلَا يَطْعَمُ يَوْمَ الْأَضْحَى حَتَّى يُصَلِّيَ

bahwa Nabi Shallahu 'alaihi wa sallam tidak keluar (ke tempat shalat) pada hari raya idul fithri sampai beliau makan terlebih dahulu, dan beliau tidak makan terlebih dahulu pada hari raya idul adha sampai beliau shalat terlebih dahulu. (HR. At-Tirmidzi, Imam Nawawi mengatakan hadits ini hadits hasan).

2.       Disunnahkan untuk makan kurma dengan bilangan ganjil sebelum shalat idul fitri.

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu beliau berkata:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَغْدُو يَوْمَ الْفِطْرِ حَتَّى يَأْكُلَ تَمَرَاتٍ وَقَالَ مُرَجَّأُ بْنُ رَجَاءٍ حَدَّثَنِي عُبَيْدُ اللَّهِ قَالَ حَدَّثَنِي أَنَسٌ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَيَأْكُلُهُنَّ وِتْرًا

"Pada hari raya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak berangkat untuk melaksanakan shalat hingga beliau makan beberapa butir kurma." Murajja' bin Raja' berkata; telah menceritakan kepadaku 'Ubaidullah berkata, telah menceritakan kepadaku Anas dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, "Beliau makan beberapa kurma dengan bilangan ganjil." (HR. Bukhari).

3.       Disunnahkan untuk mandi sebelum shalat Id.

Disunnahkan untuk mandi sebelum shalat id karena pada saat shalat Id manusia berkumpul seluruhnya, sehingga disunnahkan untuk mandi sebelum menghadirinya sebagaimana mandi sebelum shalat jum’at. Disunnahkannya mandi sebelum shalat Id adalah qiyas kepada sunnahnya mandi sebelum shalat jum’at. Terdapat juga atsar shahabat yang menunjukkan disunnahkannya mandi sebelum shalat Id.

Dari Nafi':

أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ كَانَ يَغْتَسِلُ يَوْمَ الْفِطْرِ قَبْلَ أَنْ يَغْدُوَ إِلَى الْمُصَلَّى

Bahwa Abdullah bin Umar mandi pada Hari Raya Idul Fithri sebelum pergi ke tempat shalat Id." (Diriwayatkan oleh Imam Malik dalam Muwaththa’ nya, Imam Nawawi mengatakan atsar ini shahih).

Imam an-Nawawi mengatakan bahwa waktu untuk mengerjakan mandi sebelum shalat Id adalah ketika masuk pertengahan malam (hingga shalat Id). (an-Nawawi, Minhajuth Thalibin).

4.       Memakai wangi – wangian, pakaian yang bagus, dan menggosok gigi.

Disunnahkan untuk memakai wangi – wangian, mengenakan pakaian yang bagus, dan juga menggosok gigi sebelum shalat id. Hal ini diqiyaskan kepada sunnahnya shalat jum’at.

Dari Abu Sa'id Al-Khudri dan Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhuma keduanya berkata:

مَنْ اغْتَسَلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَلَبِسَ مِنْ أَحْسَنِ ثِيَابِهِ وَمَسَّ مِنْ طِيبٍ إِنْ كَانَ عِنْدَهُ ثُمَّ أَتَى الْجُمُعَةَ فَلَمْ يَتَخَطَّ أَعْنَاقَ النَّاسِ ثُمَّ صَلَّى مَا كَتَبَ اللَّهُ لَهُ ثُمَّ أَنْصَتَ إِذَا خَرَجَ إِمَامُهُ حَتَّى يَفْرُغَ مِنْ صَلَاتِهِ كَانَتْ كَفَّارَةً لِمَا بَيْنَهَا وَبَيْنَ جُمُعَتِهِ الَّتِي قَبْلَهَا

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barang siapa yang mandi pada hari Jum'at dan memakai pakaian yang paling bagus, serta memakai wangi-wangian kalau dia punya, setelah itu dia mendatangi shalat Jum'at di masjid dan tidak melangkahi leher-leher jama'ah, kemudian mengerjakan shalat yang diperintahkan Allah, lalu dia diam (untuk mendengarkan khutbah) apabila imam telah datang untuk berkhutbah, sampai dia selesai dari shalatnya. Maka shalatnya itu menjadi penebus dosa baginya antara Jum'at itu dengan Jum'at sebelumnya." (HR. Abu Dawud, Imam Nawawi mengatakan bahwa hadits ini adalah hadits hasan).

Dari Abdurrahman bin Abu Sa'id Al Khudri dari bapaknya bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

غُسْلُ يَوْمِ الْجُمُعَةِ عَلَى كُلِّ مُحْتَلِمٍ وَسِوَاكٌ وَيَمَسُّ مِنْ الطِّيبِ مَا قَدَرَ عَلَيْهِ

"Mandi pada hari jum'at bagi setiap muslim yang muhtalim (telah dewasa). Begitu pula bersiwak (menggosok gigi), dan menyentuh (memakai) wewangian sekedar yang dapat ia lakukan." (HR. Muslim).

Bagi kaum wanita makruh memakai wangi – wangian ketika shalat id karena dikhawatirkan mengundang fitnah.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

لَا تَمْنَعُوا إِمَاءَ اللَّهِ مَسَاجِدَ اللَّهِ وَلَكِنْ لِيَخْرُجْنَ وَهُنَّ تَفِلَاتٌ

"Janganlah kalian menghalangi kaum wanita itu pergi ke masjid - masjid Allah, akan tetapi hendaklah mereka itu pergi tanpa memakai wangi-wangian." (HR. Abu Dawud, Imam Nawawi mengatakan hadits ini hadits hasan).

5.       Disunnahkan untuk berjalan menuju ke tempat shalat Id tanpa menggunakan kendaraan.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu beliau berkata:

سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِذَا أُقِيمَتْ الصَّلَاةُ فَلَا تَأْتُوهَا تَسْعَوْنَ وَأْتُوهَا تَمْشُونَ عَلَيْكُمْ السَّكِينَةُ فَمَا أَدْرَكْتُمْ فَصَلُّوا وَمَا فَاتَكُمْ فَأَتِمُّوا

"Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika shalat sudah ditegakkan (iqamatnya) janganlah kalian mendatanginya dengan tergesa-gesa. Datangilah dengan berjalan tenang. Maka apa yang kalian dapatkan shalatlah, dan mana yang ketinggalan sempurnakanlah." (HR. Bukhari & Muslim).

6.       Disunnahkan untuk datang ke tempat shalat Id pagi – pagi sekali sebagaimana disunnahkannya datang ke masjid untuk shalat jum’at lebih awal dari waktunya. Hal ini tidak berlaku bagi imam sebagaimana dibahas pada point selanjutnya.

Dari Aus bin Aus -sahabat Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam- beliau berkata:

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ اغْتَسَلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَغَسَلَ وَغَدَا وَابْتَكَرَ وَمَشَى وَلَمْ يَرْكَبْ وَدَنَا مِنْ الْإِمَامِ وَأَنْصَتَ وَلَمْ يَلْغُ كَانَ لَهُ بِكُلِّ خُطْوَةٍ عَمَلُ سَنَةٍ

"Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda: 'Barangsiapa mandi pada hari Jum'at dan berwudhu, lalu sedini mungkin berangkat dengan berjalan kaki tidak naik kendaraan, dan mendekat kepada imam lalu ia diam tanpa berbuat perbuatan yang sia-sia, tiap langkahnya laksana amalan (ibadah) satu tahun." (HR. Abu Dawud, Nasa’i, dan Ibnu Majah. Imam Nawawi mengatakan hadits ini hadits hasan).

7.       Disunnahkan bagi Imam untuk datang paling belakangan menuju ke tempat shalat Id. Hal ini sesuai dengan hadits riwayat Abu Sa’id al-Khudri berikut ini yang menceritakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam langsung melaksanakan shalat Id setibanya di tempat shalat tanpa duduk – duduk terlebih dahulu menunggu jama’ah berkumpul .

Dari Abu Sa'id Al Khudri radhiyallahu ‘anhu beliau berkata:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْرُجُ يَوْمَ الْفِطْرِ وَالْأَضْحَى إِلَى الْمُصَلَّى فَأَوَّلُ شَيْءٍ يَبْدَأُ بِهِ الصَّلَاةُ ثُمَّ يَنْصَرِفُ فَيَقُومُ مُقَابِلَ النَّاسِ وَالنَّاسُ جُلُوسٌ عَلَى صُفُوفِهِمْ فَيَعِظُهُمْ وَيُوصِيهِمْ وَيَأْمُرُهُمْ فَإِنْ كَانَ يُرِيدُ أَنْ يَقْطَعَ بَعْثًا قَطَعَهُ أَوْ يَأْمُرَ بِشَيْءٍ أَمَرَ بِهِ ثُمَّ يَنْصَرِفُ

"Pada hari raya Idul Fithri dan Adha Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar menuju tempat shalat (lapangan), dan pertama kali yang beliau kerjakan adalah shalat hingga selesai. Kemudian beliau berdiri menghadap orang banyak sedangkan mereka dalam keadaan duduk di barisan mereka. Beliau memberi pengajaran, wasiat dan memerintahkan mereka. Dan apabila beliau ingin mengutus pasukan, maka beliau sampaikan atau beliau perintahkan (untuk mempersiapkannya), setelah itu beliau berlalu pergi." (HR. Bukhari & Muslim).

8.       Disunnahkan untuk pulang melalui jalan yang berbeda dengan jalan sewaktu pergi menuju ke tempat shalat Id.

Dari Jabir bin 'Abdullah radhiyallahu 'anhuma, beliau berkata:

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَانَ يَوْمُ عِيدٍ خَالَفَ الطَّرِيقَ

"Jika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam shalat 'Id, beliau mengambil jalan yang berbeda (antara berangkat dan kembali)." (HR. Bukhari).

9.       Disukai untuk mengakhirkan shalat idul fitri dan menyegerakan shalat idul adha. Para ulama’ menjelaskan bahwa pengakhiran shalat idul fitri digunakan untuk memberi kesempatan kepada orang – orang untuk menunaikan zakat fitrah sedangkan penyegeraan shalat idul adha digunakan untuk memperluas waktu penyembelihan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar